Muncul
pertanyaan di benak kita, apa yang menyebabkan kebanyakan wanita menjadi
penduduk neraka? Dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.
Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radhiyallahu 'anhum,
“ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan
seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum
wanita. Shahabat pun bertanya, “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?”
Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Karena kekufuran
mereka.” Kemudian ditanya lagi, “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab, “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur
terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah
seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat
sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata,
‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR.
Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)
Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda, “ … dan
wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang,
melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari
ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti
punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya
Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan
sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)
Bagi
para muslimah atau umumnya wanita ketika membaca atau mendengar
hadist-hadist di atas sontak naik darah dan tidak bisa menerima
sepenuhnya. Minimal akan berhujjah bahwasanya wanita bisa berbuat
demikian karena ada penyebabnya, bukan tiba-tiba ingin berlaku demikian.
Siapapun kalau ditanya tentu saja tidak ada yang ingin masuk neraka
apalagi diklaim akan masuk neraka. Naudzubillah mindzalik!
Memang,
berlayar mengarungi bahterah rumah tangga itu tidak semudah yang
dibayangkan. Seorang muslimah tepatnya seorang istri, tidak saja harus
membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup tapi juga mutlak
dibutuhkan mental baja dan manajemen yang baik dalam mengelola gelombang
kehidupan beserta segala pernak pernik yang menyertainya. Ketika urusan
rumah tangga tidak pernah ada habisnya, anak-anak rewel dan kondisi
fisik sedang tidak fit, kemudian suami pulang kerja minta dilayani tanpa
mau perduli dengan kondisi kita, biasanya, dalam kondisi seperti ini
tidak banyak wanita yang tetap mampu mengendalikan kesabarannya.
Manusiawi bukan? Belum tentu!Justru dalam situasi seperti inilah
keimanan dan kesabaran kita akan teruji. Apakah kita masih bisa
mengeluarkan kata-kata manis sekaligus rona muka penuh dengan senyum
ketulusan? Sulit memang! Tapi sulit bukan berarti tidak bisa!
Jika
kita cermati hadist diatas secara seksama, maka akan kita dapati
beberapa sebab mengapa wanita bisa menjadi penduduk minoritas di surga,
di antaranya :
Pertama, kufur terhadap kebaikan-kebaikan suami.
Sebuah fenomena yang sering kita saksikan, seorang istri yang
mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya dalam waktu yang panjang hanya
karena satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal
seharusnya seorang istri selalu bersyukur terhadap apa-apa yang
diberikan suaminya, karena Allah SWT tidak akan melihat istri yang
seperti ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam,“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr).
Kedua,
durhaka terhadap suami. Durhaka yang sering dilakukan seorang istri
adalah durhaka dalam ucapan dan perbuatan. Wujud durhaka dalam ucapan di
antaranya ketika seorang istri membicarakan keburukan-keburukan
suaminya kepada teman-teman atau keluarganya tanpa alasan yang
dibenarkan oleh syar’i. Sedangkan durhaka dalam perbuatan diantaranya
bersikap kasar atau menampakkan muka yang masam ketika memenuhi
panggilan suami, tidak mau melayani suami dengan alasan yang tidak
syar’i, pergi atau ke luar rumah tanpa izin suami, mengkhianati suami
dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari
anggota tubuhnya, atau sebaliknya enggan berdandan dan mempercantik diri
untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu.
Jika
demikian keadaannya maka sungguh merugi wanita-wanita yang kufur dan
durhaka terhadap suaminya. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada
surga karena mengikuti hawa nafsu belaka.
Jalan ke surga memang
tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan melalui
rintangan-rintangan yang berat dan terjal. Tetapi ingatlah di ujung
jalan ini Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar
menempuhnya.
Sementara, jalan menuju ke neraka penuh dengan
keindahan yang menggoda dan setiap manusia sangat tertarik untuk
melaluinya. Tetapi, sadarlah bahwa di ujung jalan ini, neraka telah
menyambut dengan beragam siksa-Nya.
Lalu, bagaimana caranya agar para wanita atau para istri tidak terperosok ke dalam neraka?
Jangan
pesimis, masih banyak cara dan tidak ada kata terlambat untuk
memperbaiki diri jika kita ingin menjadi penduduk minoritas di surga.
Masih ingat kan, ketika rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih jami’, “Perempuan
apabila shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara
kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka masuklah dia dari pintu
surga mana saja yang dia kehendaki.”
Mengacu
dari hadist di atas, mari kita berlomba menegakkan sholat dengan lebih
khusu’, memperbayak sholat-sholat sunah karena sholat yang benar dan
khusu’ bisa membentengi diri kita dari perbuatan yang munkar. Selain
puasa/shaum wajib di bulan romadhon, latihlah diri untuk terbiasa
melakukan shaum sunah. Hiasilah diri dengan sabar dalam ketaatan dengan
suami dan banyak-banyaklah beristigfar karena istigfar bisa meruntuhkan
dosa-dosa kecil yang tidak kita sadari.
0 komentar:
Post a Comment